Wednesday, December 26, 2012

FF SHINee : Remember




Title                  : Remember
Author              : Nysa
Main Cast         : Kim Young Yua (imaginary cast), Kim Jonghyun SHINee
Support Cast    : Choi Minho SHINee
Length              : Oneshoot
Genre               : Romance, Friendship, Life
Rating              : General
A.N             : FF ini ide nya asli dari pengalamanku dengan ditambah banyak karangan. Kalau terdapat kesamaan atau kemiripan, itu hanya kebetulan semata karena disini tidak ada unsur kesengajaan. Dan di FF ini, aku mencoba merubah gaya tulisanku. Aku harap kalian bisa memberi pendapat kalian supaya aku bisa lebih baik lagi. Terakhir, jangan lupa RCL and DON’T BE SILENT READER!!


REMEMBER

Yua POV

            Hujan turun rintik-rintik namun tidak begitu deras. Meskipun demikian, jika aku pulang dengan berjalan kaki tubuhku sudah pasti akan basah kuyup jika tidak mengenakan payung. Aku berdiri dipinggir jalan sambil mengenakan map plastik untuk menutupi kepalaku agar tidak terkena hujan. Aku sedang menunggu taksi namun taksi yang lewat sedari tadi  tidak ada yang kosong.
            “Andai saja aku membawa payung, aku sudah bisa pulang dengan berjalan kaki“ sesalku pada siri sendiri.
            Tiba-tiba hujan yang semula hanya rintik-rintik kini menjadi semakin deras, akupun segera berlari-lari kecil menuju sebuah halte bis yang tak jauh dari tempatku berdiri tadi. Namun sayang halte bis tersebut sudah penuh sesak dengan orang-orang yang sedang berteduh dari hujan, terpaksa aku berdiri merapat ketiang halte namun tetap saja masih terkena hujan.
            Sesaat kemudian, hujan tak lagi membasahi tubuhku. Aku melihat keatas, ternyata sebuah payung menaungiku. Aku menoleh kesamping dan kutemukan seorang namja berdiri disampingku sambil memegang payung tersebut.
            “Gomawo“ hanya kata itu yang dapat aku ucapkan. Entah mengapa aku merasa canggung dengan keadaan yang seperti ini. Namja itu menoleh dan tersenyum manis kepadaku. Senyuman manisnya itu mampu menghipnotisku untuk sesaat.
            “Kau pulang kearah mana?“ tanya-nya kemudian.
            “Apujeong“ jawabku singkat.
      “Kita satu arah, mari kuantar“ ajaknya seraya melangkahkan kakinya. Akupun segera mensejajarkan langkahku. Sepanjang perjalanan tak satupun dari kami yang berbicara, hingga pada akhirnya kami sudah sampai di persimpangan.
            “sampai disini saja“ suaraku menghentikan langkahnya. Dia melihat kearahku dengan wajah yang seolah mengatakan –mengapa-berhenti-disini?
            “rumahku yang diujung sana“ ucapku seraya menunjuk kesebuah rumah yang berada paling ujung. Dia mengikuti arah telunjuk ku dan menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
            “baiklah kita berpisah disini karena aku akan berbelok ke kanan“ ucapnya kemudian.
       “nae, gomawo atas tumpangannya“ jawabku seraya membungkukkan badan. “annyeong”  ucapku kemudian sambil berjalan pulang.

&&&&&

            Hari ini aku pulang cepat karena aku akan mampir kerumah teman lamaku. Buru-buru aku keluar dari gerbang kampus dan berjalan untuk mencari taksi. Tapi tiba-tiba hujan turun tanpa ada mendung sebelumnya.
          “yaah …. hujan…“ aku memandang langit dengan perasaan kecewa. Aku merogoh tas ranselku mencari-cari payung. Namun ternyata lagi-lagi aku meninggalkan benda tersebut.
            “tidak membawa payung?“ tiba-tiba seorang namja telah disampingku seraya memayungiku.
            “eeeh…??? Nae, gomawo“ jawabku sambil menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal.
            Namja ini adalah namja yang sama dengan waktu itu. Entah takdir atau apa kami bertemu lagi dengan keadaan yang sama. Aku kehujanan dan lupa membawa payung, lalu ia datang memberikan tumpangan payung kepadaku.
            Hujan semakin deras, percikan air mengenai sepatu juga celana ku. Bahkan sampai seperempat skinny jeans ku basah terkena percikan air hujan. Aku mulai kedinginan dan menarik sweater ku rapat-rapat. Tapi tetap saja itu tidak terlalu membantu. Tiba-tiba sebuah tangan berada dipundakku. Aku menoleh kesamping dan ternyata namja itu merangkulku.
            “begini lebih baik. Sedikit lebih hangat kan?“ ucapnya seraya tersenyum. Aku memandangnya dengan takjub. Karena aku baru sadar betapa tampannya pemuda ini. Ini kali pertama aku benar-benar memperhatikan wajahnya. Padahal sebelumnya kami sudah pernah bertemu.
            “sudah sampai, kita berpisah disini“ ucapannya membuyarkan lamunanku.
            “ah, nae. Gomawo untuk tumpangannya. Annyeon “ jawabku sembari melambaikan tangan dan segera berlari-lari kecil menuju rumahku. Sementara dia berbelok kearah yang berlawanan.

&&&&&&

            Sudah tiga hari hujan tidak turun, tentu saja aku merasa senang karena aktifitasku tidak terganggu. Tapi disisi lain, sudah tiga hari juga aku tidak bertemu dengan namja pembawa payung itu lagi. Apa mungkin ia muncul hanya ketika hujan turun? Jika ya, maka aku berharap hujan turun sekarang juga. Eh? Apa yang baru saja aku pinta? Menginginkan hujan turun agar namja pembawa payung itu muncul. Bukankah itu belum tentu? Bisa saja beberapa hari yang lalu itu hanya kebetulan. Molla, tapi sepertinya aku memang sedang merindukan-nya. Namja pembawa payung yang aku tidak tahu siapa namanya. 
            Aku melangkahkan kaki keluar dari gerbang kampus, hal pertama yang aku lakukan adalah menatap langit yang ternyata sangat cerah. Raut wajahku berubah kecewa sketika melihat langit yang cerah. Aku menapakkan kaki ku dengan perlahan menyusuri trotoar sambil terus berdo’a dan berharap agar hujan segera turun.
            “Zzzshhh…” tiba-tiba air mengguyur tubuhku. Seketika itu aku mendongak dan menengadahkan wajahku kelangit. Seulas senyuman terkembang diwajahku. Aku sungguh berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengabulkan do’a ku.
            “Lupa membawa payung lagi huh?“ terdengar suara yang sangat familiar ditelingaku. Aku menoleh ke asal suara dan menemukan namja pembawa payung itu sudah berdiri disampingku. Tapi kali ini ia datang tanpa membawa payungnya. Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. Lalu ia meraih tanganku dan menarikku menuju halte. Dan kini kami sedang berteduh disebuah halte tempat pertama kali kami bertemu.
            “Sepertinya hujan tidak akan reda.“ suaranya memecah keheningan diantara kami.
            “Aneh, padahal tadi cuaca sangat cerah.“ ucapku menimpali.
            “Kau pernah bermain hujan?“ tanya-nya sembari menatap mataku. Aku menggeleng untuk menjawab pertanyaan-nya. “Apa kau ingin tahu bagaimana rasanya bermain hujan?“ tanya-nya lagi dengan antusias. Dan aku mengangguk penuh semangat. Tanpa meminta persetujuanku, ia meraih tanganku dan menarik ku keluar dari halte. Ia mengajakku berlari-lari ditengah hujan hingga akhirnya kami sampai dipersimpangan.
            “Bagaimana perasaanmu?“ tanya namja itu dengan sedikit berteriak berusaha menandingi suara hujan.
            “ Sungguh menyenangkan. “ jawabku dengan senyuman yang terkembang.
            Setelah bermain hujan dengan namja pembawa payung itu esoknya aku terserang flu dan demam sehingga mengharuskanku untuk beristirahat dirumah. Tidak begitu lama aku mendekam dirumah, hanya dua hari. Namun dua hari terasa dua minggu bagiku. Apalagi karena selama dua hari itu hujan turun terus menerus tanpa henti. Entah mengapa aku merasa yakin kalau namja pembawa payung itu pasti akan muncul. Namun apa dayaku karena aku bahkan tidak keluar kamar selama dua hari itu.

&&&&&

            Enam bulan sudah berlalu, dan selama enam bulan ini juga aku tidak pernah bertemu lagi dengan namja pembawa payung. Bahkan ketika hujan turun aku terus-terusan menunggu-nya di halte tapi ia benar-benar tidak pernah muncul lagi.
            Hari ini sepulang dari kampus aku mampir kesebuah market yang tak jauh dari kampusku. Aku masuk dan mengambil sebuah majalah. Setelah membayar majalah itu dikasir, aku keluar dari market dan berjalan menuju halte. Bukan untuk menunggu Bis, tapi ini sudah menjadi kebiasaanku selama enam bulan ini. Duduk di halte selama dua jam baru setelah itu aku pulang kerumah.
            Aku duduk disebuah kursi sambil membaca artikel yang terdapat dihalaman depan majalah. Mataku terbelalak tak percaya mendapati foto namja pembawa payung ada disana. Aku mulai membaca dengan teliti artikel dibawahnya. Ternyata namja pembawa payung itu adalah member dari sebuah Boyband baru yang akan debut bulan ini. Aku melirik biodata dari Boyband tersebut dan menemukan nama management yang menaunginya.
            “SM Entertaiment “ gumamku lirih. Bergegas aku melesat menuju gedung SM yang letaknya tak jauh dari rumahku. Ya, karena rumahku berada dikawasan yang sama dengan gedung SM. Aku berlari sekuat tenaga sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai disana.  
            “Hhh…hhh..“ aku membungkukkan badanku dan meletakkan kedua telapak tanganku di lututku sambil terus mengatur nafasku yang tersengal-sengal. Lalu aku memandang gedung SM dan tampak disana sebuah poster besar yang sepertinya baru dipasang karena tadi pagi ketika akan kekampus aku tidak melihat ada poster itu didepan gedung.
            NEW BOYBAND “ SHINee “
            Seperti itulah tulisan yang terpasang diposter tersebut. Aku memperhatikan poster tersebut dengan seksama dan mataku tertuju pada gambar seorang namja yang berada di paling tengah.
            “Kim Jonghyun“ aku membaca nama yang tertera dibawahnya. Ternyata nama namja itu adalah Jonghyun. Seulas senyum terkembang diwajahku. Paling tidak sekarang aku sudah mengetahui siapa namanya.
            “Apa kau masih mengingatku Jonghyun?“

Yua POV end

&&&&&

            Seorang pemuda sedang duduk disebuah kursi ditepian jendela gedung. Ia duduk sambil mendengarkan lagu dari MP3 Player yang terpasang ditelinga-nya. Ia mengetukkan jari telunjuknya ke meja yang berada didepannya mengikuti beat dari lagu tersebut. Matanya terpejam dan kepalanya mengangguk-angguk pelan menikmati alunan music yang didengarnya.
            “Hyung! Waktunya latihan“ sebuah suara bass memecah konsentrasi nya mendengarkan lagu. Ia membuka matanya dan mendapati seorang namja jangkung tengah berdiri dihadapannya.
            “Ah, nae.” jawabnya menganggapi ucapan namja itu lalu segera mematikan MP3 Player nya dan melepas Headset yang bertengger ditelinganya. Kemudian ia beranjak dari kursi yang sedari tadi diduduki nya itu. namun matanya menangkap sosok gadis yang tengah berdiri dibawah gedung tempatnya berada. Merasa penasaran dengan gadis tersebut, iapun membuka jendela gedung dan menjulurkan kepalanya untuk melihat gadis tersebut dengan seksama.
            “Jonghyun Hyung! Palliwa!“ panggil namja bersuara Bass itu lagi.
            “Nae Minho, aku kesana!“ jawab namja yang ternyata bernama Jonghyun itu sembari buru-buru menutup jendela gedung dan berlari kecil menyusul teman-temannya yang sudah berkumpul ditengah ruangan untuk memulai latihan.

EPILOG

            Jonghyun sedang berjalan keluar dari gedung SM dengan menggunakan penyamaran tentunya karena ia tak mau menciptakan keributan jika nanti shawol atau blingers melihatnya. Sesekali ia merapikan letak kacamata hitamnya yang agak bergeser sedikit. Ia berdiri di tepi jalan hendak mencari taksi. Matanya menyapu pemandangan yang ada didepannya dan menangkap sosok gadis yang tengah duduk dihalte tersebut. 
            “Yua! Mau sampai kapan kau disitu! Ayo pulang, atau Umma mua akan memotong uang bulananmu.“ teriak seorang gadis lain yang kemudian menarik tangan gadis yang duduk di halte tersebut.
            “siapa yang mengizinkanmu memanggilku Yua? Panggil aku Young Yua!"  protes gadis yang dipanggil Yua itu.
            “Young Yua, itukah nama mu?“ gumam Jonghyun sembari tersenyum tipis.

THE END

1 comment:

  1. ceritanya bagus^^

    hanya saja, aku penasaran sama akhirnya itu
    setelah Jonghyun bilang “Young Yua, itukah nama mu?“
    apa yang terjadi selanjutnya??
    mereka bakal jadian ata nggak??

    ReplyDelete