Monday, January 14, 2013

Kehidupan Remaja di Korea Selatan



          Annyeonghaseyoo~ hai teman-teman semua, adakah diantara kalian yang pernah menonton drama Korea? Pasti ada kaaan... nah, ada gak dari kalian yang penasaran bagaimana sih sebenarnya kehidupan para remaja Korea itu? hmmm, bagi yang penasaran ataupun bagi yang sekedar hanya ingin tau kalian bisa baca postingan ini karena aku akan menceritakan bagaimana kehidupan para remaja Korea berdasarkan film dokumenter yang dibuat oleh Kelley Katz seorang warganegara AS yang penasaran dengan kehidupan remaja Korea.



Kelley Katz

            Kelley Katz adalah seorang warga negara AS yang memiliki teman seorang Korea. Teman Kelley cerita kalau siswa SMA Korsel menghabiskan 16 jam untuk sekolah setiap harinya. Kelley tidak percaya dan merasa temannya itu bercanda. Karena penasaran dengan cerita temannya, setelah Kelley menyelesaikan pendidikan High School-nya di AS,  ia memutuskan pergi ke Korsel untuk membuktikan kata-kata temannya. Di Korea Kelley masuk ke salah satu SMA Putri dan mengikuti pelajaran di sana, saat itulah ia sadar that my friend was not exaggerating. Kalau temannya tidak berlebihan.
          Jika dilihat dari segi perkembangannya, Korea termasuk sangat baik karena hanya dalam kurun waktu 60 th sejak Perang Korea, Korea Selatan berubah dari salah satu negara termiskin di Asia, menjadi negara ke-13 dengan perekonomian terkuat di dunia. Siswa Korea termasuk siswa dengan nilai tertinggi di dunia dan termasuk siswa yang paling sering diterima di Universitas-universitas di Amerika dibanding siswa dari negara lain. Tapi, Korea juga memimpin dalam tingkat operasi plastik per kapita dan memiliki tingkat kemungkinan bunuh diri tertinggi dibanding negara berkembang manapun di dunia. Dan hal ini terjadi tentu ada sebabnya, jadi kemungkinan inilah beberapa penyebabnya:
o   Siswa SMP pulang setiap jam 4:30 sore

Siswa SMA pulang setiap jam 21:30 malam

            Siswa SMA Korea tidak punya hobi yang berarti, bahkan mereka berkata tidak ada kehidupan diluar sekolah. Setelah sekolah selesai pun, mereka pulang ke asrama dan belajar lagi. Seorang pelajar berkata, saat ia masih SMP, ada kakak kelasnya yang bunuh diri. Sebenarnya kakak kelasnya itu cukup pintar, tapi tekanan membuatnya stres dan ia tidak tahan lagi, akhirnya bunuh diri.
            Saat ia masuk SMA, ada temannya yang juga mencoba bunuh diri, untungnya selamat. Temannya ini terus ditekan orang tuanya untuk belajar. Akibatnya ia stres dan mencoba bunuh diri, terakhir ia mencoba melakukannya lagi 5 bulan lalu.
            Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa jam belajar yang padat(sampai malam) dan tekanan yang tinggi untuk memperoleh nilai yang baik membuat siswa di Korea stress.

 
             Menurut seorang siswa pria, ada sesuatu yang salah dengan sistem pendidikan Korsel. Selain sistem pendidikannya, ada satu hal lagi yang menjadikan para pelajar, terutama pelajar wanita stres, yaitu konsep cantik yang diterima masyarakat Korea.

                Ms. Jasmine Daniel, Native teacher di sebuah SMA putri bertanya kepada siswanya :
Who is beautiful?
Why is that person beautiful?
What makes someone beautiful?
What is beauty?
            Seorang siswi menjawab, Vanessa Hudgens cantik. Dan saat ditanya kenapa, gadis itu berkata, karena Vanessa memiliki mata yang besar.
                Dari penjelasan diatas kita menemukan point baru yaitu konsep cantik orang Korea adalah secara fisik. Seperti yang kita ketahui orang Korea rata-rata memiliki mata yang sipit dan banyak dari mereka yang menginginkan lipatan mata, mereka dapat melakukannya melalui operasi dan bisa juga menggunakan alat kecantikan.


Ini gambar alat kecantikan yang digunakan untuk membuat lipatan mata

          Alat diatas itu bentuknya seperti ketapel kecil dan seperti botol kutex dengan label eye charm. Mereka bilang alat tersebut digunakan untuk membuat Sang-Ka-Pul atau lipatan mata.
          Ms. Jasmine pernah bertanya kepada semua siswinya siapa yang cantik di kelas, mereka selalu berkata bukan kami, tapi menunjuk temannya yang punya Sang-Ka-Pul. I don’t know what it means tapi mereka menunjuk lipatan mata, itu artinya Sang-Ka-Pul. Mereka berkata, setelah ujian SAT (setingkat Ebtanas sepertinya) selesai, semua siswa tingkat atas minum-minum (siswi itu menunjukkan dengan gerakan tangan) dan membuat Sang-Ka-Pul di matanya.

Ini gambar salah satu siswi yang sedang menunjukkan cara membuat Sang-Ka-Pul.







   

            Anak ini sama sekali tidak takut kalau matanya bisa terluka dengan benda mengerikan itu, bahkan ia membuat Sang-Ka-Pul dengan bolpen! Dia bilang, Orang Amerika tidak perlu menggunakan lem untuk membuat Sang-Ka-Pul karena mereka sudah memilikinya. Kenapa mereka suka mata seperti itu? Karena mata asli Korea yang sipit kesannya kuno.


  
            Mereka juga bersedia melakukan operasi plastik demi penampilan, apalagi ibu mereka mendukung dan memuji penampilan baru anaknya. “Seumur hidup ibuku tidak pernah memujiku, tapi saat aku punya Sang-Ka-Pul, ibuku berkata aku cantik dan ia senang.”
Sedangkan di sekolah kita, setiap menit kita dengar para ibu atau guru-guru memuji anak2 kecil itu cantik, pintar, lucu, dan manis dll. That’s the different
            Alasan lain kenapa mereka susah payah mendapatkan kecantikan palsu adalah agar bisa punya pacar. Pria Korea tidak suka jika seorang gadis menggunakan braces (kawat gigi). Jika ada yang pakai braces, gadis itu harus menjomblo dulu sampai kawat giginya dilepas.Padahal di Indonesia ada yang menganggap kawat gigi itu cute dan bahkan sengaja pakai kawat gigi berlian meskipun tidak perlu.
            Brielle Mroczko, seorang siswa pertukaran pelajar dari USA berkata kalau siswi Korea kebanyakan kurus dan ingin menjadi orang lain. Seperti saat ia melihat TV dan ada bintang, maka siswi Korea itu ingin operasi plastik agar bisa mirip bintang itu.
 
            Girls always want to be someone else and they don’t accept their own beauty.
Seorang siswi berkata : Aku akan operasi plastik lalu mendapatkan pacar dan kemudian (minum-minum) – Ia memberi tanda dengan gerakan tangan. Ketika ditanggapi kalau siswi itu tidak perlu operasi plastik, ia justru tanya kenapa? Aku harus melakukannya, karena kecantikan (fisik) itu penting di Korea.
 




 

            Tanggapan siswi asing tentang pemikiran siswi Korea : Yah, konsep cantik di Korea adalah langsing, tinggi dengan kulit putih. Kalau di Amerika, jika seseorang dipuji cantik, maka orang itu akan berterima kasih. Kalau di Korea, jika aku memuji seseorang itu cantik, maka mereka berkata tidak, dia jelek. Just odd.

 
            Seorang Siswi Korea bertanya, apa yang dianggap cantik oleh orang Amerika?
Siswi Amerika pun menjawab kalau Itu tergantung orangnya (kepribadiannya). Gadis Korea itu tertawa dan dia berkata kalau menurutku, mata besar dengan lipatan mata, tubuh putih dan wajah yang putih serta dengan hidung yang menonjol (mancung) juga dengan wajah yang mungil. Siswi Amerika pun bertanya kenapa kau pikir wajah mungil itu cantik?
Dan gadis Korea itu menjawab Aku tidak tahu..aku hanya merasa itu cantik.



          Nah bagaimana teman-teman? Begitulah realita yang terjadi disana. Yah meski tidak semuanya seperti itu tapi seperti pepatah mengatakan “karena nila setitik rusak susu sebelanga”. Jadi tidak semua warga/remaja Korea seperti itu tapi karena kebanyakan yang seperti itu maka warga Korea telah dianggap gemar melakukan operasi pelastik. Pada dasarnya setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing, di negara manapun di dunia ini kita pasti menemukan ada orang yang cantik/tampan (secara fisik) dan adapula orang yang jelek(secara fisik). Jadi, syukuri saja apa yang kita miliki karena jika kita bersyukur atas nikmat yang diberikan maka Allah akan menambah nikmat tersebut. So, sudahkah kamu bersyukur??

Nb: Artikel ini aku buat berdasar informasi yang aku ambil dari beberapa sumber. Jadi buat teman-teman yang ingin mengambil artikel ini tolong disertakan sumbernya dari blog The SHINee World ya, terima kasih ^^


                    : My Little World
Posted by    : nisatictoc.blogspot.com

No comments:

Post a Comment