Title : Twins [Part 5]
Author : Park Ha Ki a.k.a Nysa
Main Cast : Kim Jira (imagine cast), Choi Minho (Shinee), Kim Jonghyun (Shinee)
Support Cast : Lee Taemin (Shinee), Onew (Shinee), Kim Kibum/Key (Shinee), etc..
Length :Sequel
Genre : Family, Romance, Friendship, Humor
Rating : General
TWINS [Part 5] – END
Jira POV
Aku mengerjapkan mataku lalu aku membukanya perlahan. Aku memandangi
sekelilingku, ternyata aku ada dikamar Kibum. Bagaimana aku bisa ada disini?
Bukankah semalam aku sedang bersembunyi digudang bersama Jonghyun? apa yang
terjadi ya? Berbagai pertanyaan muncul dibenakku. Sebaiknya aku tanyakan saja
kepada Jonghyun.
Aku bangkit dari posisi tidurku. Aku melihat
kesekeliling kamar, namun tak kutemukan sosok Kibum. Akupun berjalan keluar
kamar, kurasa Kibum sedang memasak karena aku mencium aroma masakan dari arah
dapur.
“eh, annyeong “ sapaku kepada Minho ketika kami berpapasan di ruang tengah dan
dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit untuk menjawab sapaanku.
Aku berjalan kedapur dan menemukan Kibum yang sedang sibuk memotong bawang.
Seketika itu ide jahilku muncul. Aku menutup kedua matanya dengan tanganku.
“Kau tidak berubah ya. Cepat lepaskan tanganmu” ucap Kibum. Akupun melepas
tanganku sambil mendengus kesal. Tidak seru, reaksinya hanya seperti itu.
“Morning honey!” ucap Jonghyun sambil me-noel perutku. Tentu saja aku langsung
terlonjak dengan perlakuannya itu.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Kibum terlihat tidak senang dengan perlakuan
Jonghyun terhadapku. “ sekali lagi kau lakukan itu, aku tidak akan segan-segan
membunuhmu” tuturnya lagi sambil mengacungkan pisau yang sedang dipegangnya kearah
Jonghyun.
“Yeobbo, jangan begitu. Aku kan hanya bercanda” rengek Jonghyun manja.
“Menyentuhnya kau bilang bercanda?” nada suara Kibum sedikit meninggi. Kulihat
raut wajah Jonghyun kini berubah. Ia menoleh kearahku dengan ekspresi yang
seolah mengatakan –ada-apa-dengannya? Aku hanya menggerakkan kepalaku,
meng-isyaratkan kepadanya agar segera pergi dari sini.
“Nae, arra. Minho~ ayo kita bermainn gameee” teriak Jonghyun sambil berjalan
keluar dari dapur. Aku menghela nafas lega. Untunglah dia segera mengerti
maksudku.
“apa dia sering menyentuhmu?” Tanya Kibum kepadaku.
‘ani, ini yang pertama kalinya” jawabku singkat.
“pastikan ini jadi yang terakhir kalinya” ujar Kibum dengan nada perintah. Aku
hanya mengangguk tanda mengerti.
&&&&
Aku suntuk sekali, seharian ini aku hanya berdiam diri didalam dorm saja. Semua
member shinee sedang ada pekerjaan. Jadi aku ditinggal sendirian deh. Daripada
bosan, akupun membuka televise dan menggonta-ganti channel. Sampai akhirnya aku
berhenti disebuah channel televise yang sedang menyiarkan info
selebritis.
“berita selanjutnya datang dari salah seorang personel shinee. Setelah
beberapa kali absen dalam penampilan live bersama shinee, beberapa waktu lalu
Key shinee diketahui sedang berada di Amerika. Entah untuk urusan apa, namun
yang pasti dapat diyakini bahwa pria berjas hitam yang berada difoto tersebut
adalah Key shinee.”
Aku membulatkan bola mataku melihat berita ditelevisi, disana terpampang jelas
foto Kibum yang sedang berjalan menuju parkiran disebuah hotel . Kalau sampai
ketahuan Kibum berada di Amerika, bisa gawat dan semua usahaku selama ini
sia-sia.
“di duga keberadaan Key di Amerika adalah untuk menemui kekasihnya yang
kabarnya adalah warga Negara Amerika. Dugaan tersebut makin dikuatkan dengan
ditemukannya beberapa foto-foto Key yang sedang shopping bersama seorang gadis
beberapa waktu lalu. Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak yang bersangkutan.
Namun manager shinee mengatakan bahwa semua itu tidak benar”
“klik” tiba-tiba televise yang sedang kutonton dimatikan. Aku menoleh kearah
orang yang mematikan televise tersebut.
“Minho?” entah sejak kapan dia ada disitu. Tapi aku sama sekali tidak menyadari
kedatangannya. “Kau sudah pulang?” tanyaku untuk berbasa-basi. Dan lagi-lagi ia
hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaanku.
“Kau tidak perlu khawatir dengan berita yang beredar. Karena aku akan
membantumu jika kau membutuhkanku” ujarnya sambil berlalu meninggalkanku yang
masih bingung dengan perkataannya barusan.
“Aku pulaaaang~” aku menoleh kearah pintu masuk dan mendapati Kibum yang sedang
melepaskan sepatunya. Aku berjalan mendekatinya dan mengambil tasnya. “ tidak
perlu” ucapnya sambil tersenyum kearahku.
“Kruyuuuuk~” tiba-tiba perutku berdendang minta diisi. Ini sungguh memalukan,
untung hanya ada aku dan Kibum. Bagaimana jadinya kalau ada member yang lain.
“kau belum makan ya? Ayo aku masakkan sesuatu untukmu” ajaknya sambil berjalan
menuju dapur, akupun mengikutinya dari belakang.
“ani, tidak perlu Kibum. Kau kan baru pulang, sebaiknya kau istirahat saja”
tolakku secara halus.
“hei! Ada apa denganmu? Sejak kapan kau berubah jadi pengertian? Bukankah
biasanya kau akan merengek-rengek kepadaku? Kibum, belikan aku es krim!
Kibum, masakkan sesuatu untukku. Aku lapar ‘ ujarnya sambil menirukan gaya
bicaraku. Aku hanya terkekeh melihat ekspresinya yang menurutku lucu.
“ aku hanya baru tau saja kalau ternyata kehidupanmu begitu berat. Terkadang
aku iri denganmu yang sejak kecil tinggal bersama appa juga oemma. Kau terlihat
bahagia hidup sebagai anak tunggal. Dan lagi kini kau menjadi idola yang banyak
dipuja pria maupun wanita. Kau popular dikalangan anak muda juga orangtua.
Seluruh dunia mengenalmu. Aku, aku benar-benar iri denganmu.” Ucapku jujur.
Entah mengapa air mataku mengalir begitu saja. Dadaku terasa sesak ketika
mengatakan hal yang selama ini aku simpan. Namun setidaknya kini perasaanku
sedikit lega karena sudah mengatakannya.
“maafkan aku, aku tidak tau betapa beratnya hidup yang kau jalani selama ini.
Meskipun aku hanya tinggal disini selama seminggu. Tapi aku sudah tau begaimana
keseharianmu juga bagaimana keadaanmu. Tapi yang aku tidak tau, hanya
perasaanmu” ujarku lirih. “ apakah kau merasakan hal yang sama denganku? Apa
kau merasakan apa yang aku rasakan?” tambahku lagi.
“kau ini bicara apa? Kau jadi aneh ketika sedang lapar” ujar Kibum mengalihkan
pembicaraan.
“aku serius Kibum. Jadi jangan alihkan pembicaraan ini” tegasku. Raut wajah
kibum kini berubah sendu, lalu ia menarikku agar duduk di kursi. Ia duduk
menghadap kearahku lalu memegang kedua tanganku.
“Jira-ya, dengarkan aku baik-baik” ucapnya dengan suara tertahan. Sepertinya ia
sedang berusaha mengatakan sesuatu yang sangat sulit. Aku memasang telingaku
baik-baik untuk mendengarkan apa yang akan dikatakannya.
“selama ini, aku merasa kesepian. Aku selalu iri melihat teman-temanku yang
punya saudara. Mereka pulang pergi sekolah bersama bahkan bermain bersama. Aku
sangat ingin seperti itu. bahkan ketika para wartawan mengumumkan bahwa Key
shinee adalah anak tunggal ingin sekali rasanya aku mengatakan kepada mereka
bahwa semua itu tidak benar. Tapi kau tau kan resiko apa yang akan kau terima
kalau mereka mengetahui kebenarannya?” jelasnya panjang lebar. Aku hanya
mengangguk membenarkan. “ jika saatnya tiba, aku akan mengungkapkan tentang
keberadaanmu sebagai kembaranku” tambahnya lagi. “mianhe” hanya kata itu yang
mampu aku ucapkan.
“gwenchana, mulai sekarang jangan pernah berada jauh dariku. Selalu disisiku.
Setidaknya selama kau berada di korea.”
“nae honey” jawabku. Lalu kibum menarik ku kedalam pelukannya. Sungguh hangat rasanya.
Aku seperti merasakan déjà vu, perasaan seperti ini pernah aku rasakan
sebelumnya. 6 tahun lalu ketika halmioni memutuskan agar Kibum kembali ke Korea
sementara aku menetap di Amerika. Ketika itu, dihari perpisahan kami Kibum
memelukku seperti saat ini. Tak terasa air mataku kembali megalir. Aku
benar-benar merindukanmu Kibum. Aku ingin seperti ini selamanya, selalu berada
disisi mu. Jika aku bisa menghentikan waktu, aku ingin menghentikannya agar aku
bisa berada disisi Kibum lebih lama lagi.
Kibum melepaskan pelukannya lalu menatapku dengan lekat. “ kau
menangis?’ Tanya- nya sembari meghapus air mata yang mengalir dipipi ku. “jangan
cengeng, segera selesaikan kuliahmu lalu segeralah kembali ke korea. Halmioni
bilang, dia tidak akan memaksamu atau memaksaku untuk mengurus perusahannya
yang di Amerika. Jadi kau bisa segera kembali ke korea”
“jinca?” tanyaku tak percaya. Dan kibum mengangguk meyakinkan ku.
“Oh my god! Kenapa kau baru bilang sekarang? YIPIIIIEEEE” aku bersorak
kegirangan dan melonjak-lonjak didepan Kibum.
“ada apa noona? Sepertinya kau sedang bahagia?’ Tanya taemin yang tiba-tiba
sudah ada dbelakangku.
“Taeminnie~ aku bahagiaaaaaa sekaliiiii” ucapku riang dan reflex memeluknya.
“Jira-ya~ kau salah memeluk orang!” protes Kibum sambil melepaskan pelukanku
dengan taemin.
“eh? Mianhe” aku membungkukkan badanku kepada taemin. Sementara taemin hanya
mengangguk dan tersenyum malu-malu.
“heh! Jangan berfikiran yang macam-macam” ujar
kibum dengan sedikit ketus sembari memukul kepala Taemin.
&&&
Sudah hampir dua minggu aku tinggal di dorm shinee, tak terasa waktu ku tinggal
2 hari lagi. Karena semalam halmioni sudah memintaku untuk pulang. Huuh,
padahal aku belum mengunjungi orangtuaku di Daegu. Lagi pula Kibum juga sih,
dia tidak memberiku izin untuk bepergian sendirian. Tapi dia sendiri sibuk
sehingga tidak bisa menemaniku dan parahnya lagi dia terus-terusan
memproteksiku. Sebenarnya Jonghyun punya waktu luang untuk sekedar menemaniku
berjalan-jalan, tapi kibum melarangku pergi bersama jonghyun.
Selain jonghyun, minho juga bisa menemaniku. Tapi aku segan meminta bantuannya.
Selain aku sudah terlalu merepotkannya, akhir-akhir ini juga dia terlihat aneh.
Dia sangat jarang sekali bicara denganku. Tidak seperti dulu, haah rasanya aku
rindu saat-saat itu. saat dimana aku masih menyamar menjadi Kibum. Ada minho
yang selalu menemaniku juga menolongku. Berbagai kekonyolan ia lakukan demi
melindungiku. Setidaknya Minho teman pertama ku. Tentu saja aku merasa
kehilangan sosoknya jika sikapnya berubah menjadi dingin seperti itu.
Aku merebahkan tubuhku di sofa
ruang tamu. Sepertinya semua member shinee sudah tidur. Aku belum tidur karena
masih menunggu Kibum yang belum pulang.
“kau belum tidur?” suara seseorang mengejutkanku.
“Onew?” kulihat Onew berjalan kearah ku dan duduk dissampingku.
“kau ini, aku kan lebih tua. Panggil aku oppa” protesnya sambil mengacak
rambutku.
“tidak akan. Mehrong” aku menjulurkan lidahku.
“dasar anak nakal” onew kembali mengacak rambutku. Akupun menggelitik perutnya.
“ya! Ya! Hentikan! Geli tau!” ucapnya sambil menahan tawa. Namun ketika aku
menghentikan kegiatanku –menggelitik nya- ia malah balas menggelitik perutku.
Akhirnya kami gelitik-gelitikan(?) perut.
“hahaha.. sudah.. hentikan… jebal” pintaku kepada onew, namun ia tidak
menghiraukan permintaanku.
“HE-EM” sebuah suara membuatku tersentak. Seketika itu Onew menghentikan
gelitikkannya kepadaku. Kami menoleh kearah asal suara secara bersamaan dan
celaka tiga belas. Kibum sedang berdiri disana dengan tatapan yang sangat-sangat
menyeramkan.
“sudah malam, kau tidak tidur? Tanya nya kepadaku.
“ya, ini juga sudah mau tidur. Tadi aku menunggumu pulang. Karena kau sudah
pulang yasudah aku mau tidur” jawabku sambil bangkit dari kursi. “onew,
annyeong” ucapku kepada onew sambil membungkukkan badanku dan berlalu menuju
kamar.
&&&
Pagi ini aku bangun lebih awal. Bahkan Kibum masih tidur dengan pulas.
Perlahan-lahan aku membuka pintu kamar sambil membawa pakaian olahraga. Yap,
hari ini aku memutuskan untuk jogging. Kenapa mendadak aku ingin jogging? Bukan
karena aku ingin menyehatkan badan, tapi aku berencana membuntuti seseorang.
Tapi tentu saja bukan jonghyun yang ingin aku ikuti, namja itu bahkan selalu
muncul disekitarku. Bukan juga taemin atau onew, karena mereka sering muncul
tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba. Berarti kalian sudah tau kan siapa yang aku
maksud? Ya, minho. Namja tinggi bermata seperti keroro itu-lah yang ingin aku
kuntit(?) saat ini.
Kenapa aku menguntitnya? Tentu karena perubahan sikapnya selama
ini. Sejak kemarin aku terus memikirkannya dan aku rasa aku memang harus
menanyakan langsung kepadanya. Karena mungkin saja aku pernah berbuat sesuatu
yang tanpa aku sadari sudah menyinggung perasaannya atau menyakiti hatinya.
‘kau mengikutiku?”
“deg!” suara ini? Sepertinya aku kenal. Perlahan-lahan aku menoleh kebelakang
dan menemukan sosok namja tinggi yang menjulang dihadapanku.
“ah? Tidaak.. aku hanya sedang mencari udara segar kok. Huuuuufth… hhhhhhhh…”
aku berlagak menghirup udara dalam-dalam dan melepaskannya perlahan-lahan.
“yasudah, lanjutkan saja kegiatanmu” ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku.
“YA! Minho-yaaaa~ tunggu akuuu” akupun berlari-lari mengejarnya.
“wae?”
“Ani, aku hanya ingin minta maaf” ucapku kepada-nya.
“maaf untuk apa?” Tanya Minho sambil menatapku penuh selidik.
“ya untuk apa saja. Aku rasa aku perlu minta maaf kepadamu karena mungkin saja
aku mempunyai kesalahan. Karena lusa aku akan kembali ke Amerika” jelasku
kepada-nya.
“lusa? Kenapa lusa?”
“ ya, Halmioni sudah memintaku untuk kembali” terangku kepada Minho dan ia
hanya menjawab dengan anggukan. “anyway, terima kasih untuk semuanya ya karena
selama ini kau sudah membantuku. Sesampainya aku di Amerika nanti, aku pasti
akan sangat merindukanmu Minho” ucapku sambil tersenyum. Eh? Apa aku tersenyum?
Kenapa aku tersenyum?
“nae, aku juga pasti akan sangat sangat sangat sangaaaaaaaaaaaaaaat
merindukanmu Jira” jawab Minho sembari mengacak rambutku.
&&&&
Pagi itu di dorm shinee semua member kecuali Key sedang duduk diruang tamu
menunggu Jira turun dari kamar. Hari ini mereka ada jadwal tampil di MNet, tapi
sebelum pergi mereka menyempatkan diri untuk melepas kepergian Jira. Tak berapa
lama, turun lah Jira sambil membawa koper yang dibantu oleh Key. Lalu
bersama-sama mereka mengantar Jira keluar dorm karena taksi yang akan mengantar
Jira ke bandara sudah menunggu.
Setelah
meletakkan semua barangnya kedalam bagasi mobil, jira berpamitan kepada member
shinee satu persatu, dimuai dari Onew, Taemin, Jonghyun, Minho dan terakhir
Key.
“ segera hubungi aku jika sudah sampai nae?” pesan Key kepada kembarannya
tersebut.
“nae, arraseo” jawab Jira lalu ia memeluk Key kemudian ia berjalan
perlahan meninggalkan member shinee juga kembarannya. Hati Jira merasa enggan
meninggalkan tempat tempat tersebut. Karena bagaimanapun juga ia sudah merasa
jadi bagian dari shinee.
“Jira!” suara panggilan seseorang menghentikan langkah kaki Jira. Gadis
berambut hitam pekat tersebut menoleh dan membalikkan tubuhnya menghadap
kebelakang.
“Mungkin ini terdengar tidak masuk akal, tapi aku hanya ingin bilang Sarangheyo
Jira“
Minho POV
Aku memandang tubuhnya yang terlihat enggan untuk bergerak. Sepertinya sangat
berat bagi Jira untuk meninggalkan kami. Entah mengapa hati ku pun tak rela
melihatnya akan pergi. Sungguh, aku berharap ia bisa tinggal lebih lama lagi.
Entah mengapa hatiku kini tiba-tiba berdebar lebih cepat, aku benar-benar tidak
menginginkan kepergiannya.
“Jira!” panggilan Jonghyun hyung menghentikan langkah Jira. Gadis itu menoleh
kebelakang dan membalikkan badannya menghadap kami. Sedikit perasaan lega
muncul dihatiku. Setidaknya aku masih bisa melihat wajahnya lagi walau hanya
sebentar. Tiba-tiba Jonghyun hyung berjalan kearah Jira dan ketika ia sudah
sampai dihadapan Jira, ia meraih tangan Jira dan menggenggam nya. Aku menahan
nafasku melihat Jonghyun hyung melakukan itu, sungguh aku tidak rela melihat
Jonghyun hyung menyentuh Jira ku. Ya Tuhan, apa aku bilang “Jira ku” tadi?
Lupakan. Aku melirik Kibum menunggu reaksinya. Biasanya ia akan mencak-mencak
dan mengomel panjang lebar ketika ada namja yang mendekati apalagi menyentuh
saudari nya itu. tapi sudah hampir satu menit, Kibum tidak menunjukkan reaksi
apa-apa. Ia terlihat sedang menunggu, menunggu apa yang akan dilakukan Jonghyun
hyung selanjutnya. Jika Jonghyun hyung melakukan hal yang lebih dari ini
(mengenggam tangan Jira), aku jamin Kibum akan benar-benar membunuhnya.
“Saranghae”
Eeeh??? Suara siapa itu? aku menoleh kekiri dan kekanan tapi kulihat pandangan
semua member kedepan. Omo~ sudah dipastikan suara itu berasal dari Jonghyun
Hyung. Dia.. dia… sedang mengungkapkan cinta. Aku tidak salah lihat kan? Kenapa
perasaanku jadi kacau begini? Aku benar-benar tidak menyangka ini akan terjadi.
Kumohon Jira, jangan katakan apa-apa. Pergilah, pergi dari sini. Aku lebih rela
kau pergi ketimbang aku harus mendengar bahwa kau juga mencintai Hyungku.
“Aku mencintaimu Jira. Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku benar-benar merasa
bahwa aku mencintai mu” ungkap Jonghyun hyung dengan mantap.
“Oppa, aku.. aku..” kulihat Jira menggigit bibir bawahnya. Ia terlihat sangat
gugup sekali. Tapi tunggu, apa tadi Jira menyebut Oppa? Yang benar saja, selama
ini ia tidak pernah memanggil yang lebih tua darinya dengan sebutan oppa.
Bahkan kepada Onew hyung dia hanya memanggil nama nya saja. Seseorang menyentuh
pundakku, aku menoleh dan ternyata itu Taemin.
“bagaimana Hyung? Kau mau menyerahkan gadismu kepada nya?” tanya Taemin sambil
tersenyum jahil. Apa maksudnya dengan “gadisku”? aissh… si maknae ini sudah
pandai bicara rupanya.
“apa maksudmu?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“jangan mengelak lagi Hyung. Aku tahu kok perasaanmu yang sebenarnya. Semangat
Hyung!”
Deg, apa benar ia tahu yang sebenarnya? Maksudku perasaanku ke Jira? Lalu, baru
saja dia bilang “semangat”? apa ia sedang mendukungku?
“aku_”
“TUNGGU DULU!” sergahku memotong kata-kata Jira. Kini semua mata menatap
kearahku. Ini sungguh tidak enak. Tentu saja, aku sudah menghancurkan moment
double J. baiklah, haruskah aku katakan sekarang? Tentu.
Aku berjalan dengan perlahan tapi pasti mendekati Jira dan Jonghyun Hyung. Aku
memandang mereka secara bergantian lalu memandang kearah tiga member shinee
yang lain. Kulihat Taemin tersenyum kearahku dan mengepalkan tangannya serta
mengucapkan “Hwaiting” tanpa suara. Seperti mendapat kekuatan, aku tersenyum
dan menarik nafas dalam-dalam bersiap menyatakan perasaanku.
“Jira, aku juga menyukaimu. Maksudku aku sudah menyukaimu sejak.. sejak kau
masih menjadi Kibum bukan seperti sekarang. Ya kau tau kan maksudku? Meski kau
biasa saja maksudku... kau cantik, tapi.. Ya begitulah, saranghae” ucapku dengan
sangat tidak lancar. Entah mengapa terasa sulit sekali merangkai
kata-kata yang tepat.
“bagaimana denganmu Jira? Kau memilih aku atau Minho?” tanya Jonghyun hyung
yang terlihat tak sabar menunggu jawaban dari Jira.
“TIDAK PERLU!” ucap Kibum tepat ketika Jira hendak membuka mulutnya untuk
menjawab pertanyaan Jonghyun Hyung.
“Jira, lebih baik kau tidak usah menjawabnya. Karena ini akan menjadi masalah
yang rumit” tambah Kibum lagi sambil berjalan kearah kami lalu ia menarik Jira
dan membimbing Jira menuju mobil. Namun tiba-tiba Jira keluar dari mobil dan
menghampiri kami lagi.
“ Jonghyun, Minho, aku menyukai kalian berdua dan aku juga mencintai kalian
berdua. Jika disuruh memilih, aku pilih kalian berdua. Tapi jika disuruh
memilih salah satu, aku tidak bisa”
“ tidak bisa begitu Jira. Kau harus memilih salah satu atau tidak kedua nya.
Kau tidak bisa memilih mereka berdua” protes Kibum.
“kenapa tidak? kalian berdua tidak keberatan kan?” tanya Jira sambil memandang
ku dan Jonghyun Hyung bergantian.
“tentu saja, kau bisa mencintai aku juga minho” jawab jonghyun hyung memberikan
jawaban.
“dan kau bisa menjadi yeojachingu kami berdua sekaligus jika kau bersedia”
ucapku menambahkan.
“YA! MINHO! ARE YOU INSANE?” teriak Kibum yang tentu saja tidak setuju dengan
ide gilaku.
“Jinca?” tanya Jira memastikan. Kulihat Jonghyun hyung mengangguk dan aku tentu
saja juga mengangguk.
“baiklah, kalau begitu mulai hari ini kalian berdua resmi menjadi namjachingu
ku!” sorak Jira gembira sambil bertepuk tangan seperti anak kecil yang baru
saja mendapatkan mainannya.
“dan Jira ku yang manis ini sekarang sudah resmi menjadi yeojachingu
bling-bling Jonghyun” ucap Jonghyun hyung sembari merangkul Jira.
“juga resmi menjadi yeojachingu flaming charisma minho” ucapku tak mau kalah
seraya merangkul jira. Ini sungguh menggelikan. Jira berada ditengah sementara
aku dan Jonghyun hyung merangkulnya dari sisi kiri dan kanan.
“kalian..” Kibum terlihat shock melihat tingkah kami. Ia memegang keningnya
seperti orang frustasi.
“bagaimana cara kalian mengatur jadwal kencan? Kalian harus berbagi” tanya onew
hyung kemudian.
“tentu saja mudah. Senin sampai rabu jadwal kencan ku bersama minho lalu kamis
sampai sabtu jadwal kencanku bersama Jonghyun” jawab Jira mantap.
“bagaimana dengan hari minggu?” tanya Onew hyung lagi.
“bagaimana ya?? apa aku harus menambah satu namjachingu lagi untuk mengisi
jadwal kencanku dihari minggu? Mungkin Taemin bersedia?” tanya jira sambil
tersenyum jahil dan hanya ditanggapi senyuman malu-malu dari si maknae.
“JIRAAA!!! KAU MEMBUATKU GILA! CEPAT PULANG KE AMERIKA. LAMA-LAMA KAU DISINI
AKU BISA MATI MUDA!” teriak Kibum frustasi sembari menarik Jira dari kami dan
membawa Jira dengan paksa menuju mobil. Lalu ia meminta supir untuk segera
menjalankan mobilnya. Mobil pun mulai berjalan perlahan meninggalkan dorm,
namun baru berjarak beberapa meter Jira menyembulkan kepalanya melalui jendela
mobil.
“ JANGAN LUPA JADWAL KENCAN KITA YAAAA!! MINHO!!JONGHYUN!! SARANGHE!!” teriak
Jira dari sana.
“YA!! MASUKKAN KEPALA MU!!” teriak Kibum. Lalu kulihat Jira membentuk jarinya
seperti huruf V. kami semua tersenyum geli melihat tingkahnya kecuali Kibum
tentu saja. Ia yang terlihat paling frustasi.
THE END
Yieeee!!! Akhirnya
ending juga FF ini. Maaf yaa ini ending nya gaje dan afgzjkl banget deeeh...
maksudnya abstrak! Haha Gomawo-yo untuk semuanyaaaaa….. Saranghae ^_^
No comments:
Post a Comment