Wednesday, January 16, 2013

FF SHINee: TWINS [Part 5] - END


Title                : Twins [Part 5]
Author            : Park Ha Ki a.k.a Nysa
Main Cast      : Kim Jira (imagine cast), Choi Minho (Shinee), Kim Jonghyun (Shinee)
Support Cast : Lee Taemin (Shinee), Onew (Shinee), Kim Kibum/Key (Shinee), etc..
Length            :Sequel
Genre             : Family, Romance, Friendship, Humor
Rating             : General

TWINS [Part 5] – END
Jira POV
            Aku mengerjapkan mataku lalu aku membukanya perlahan. Aku memandangi sekelilingku, ternyata aku ada dikamar Kibum. Bagaimana aku bisa ada disini? Bukankah semalam aku sedang bersembunyi digudang bersama Jonghyun? apa yang terjadi ya? Berbagai pertanyaan muncul dibenakku. Sebaiknya aku tanyakan saja kepada Jonghyun.
             Aku bangkit dari posisi tidurku. Aku melihat kesekeliling kamar, namun tak kutemukan sosok Kibum. Akupun berjalan keluar kamar, kurasa Kibum sedang memasak karena aku mencium aroma masakan dari arah dapur.
            “eh, annyeong “ sapaku kepada Minho ketika kami berpapasan di ruang tengah dan dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit untuk menjawab sapaanku.
            Aku berjalan kedapur dan menemukan Kibum yang sedang sibuk memotong bawang. Seketika itu ide jahilku muncul. Aku menutup kedua matanya dengan tanganku.
            “Kau tidak berubah ya. Cepat lepaskan tanganmu” ucap Kibum. Akupun melepas tanganku sambil mendengus kesal. Tidak seru, reaksinya hanya seperti itu.
            “Morning honey!” ucap Jonghyun sambil me-noel perutku. Tentu saja aku langsung terlonjak dengan perlakuannya itu.
            “Ya! Apa yang kau lakukan?” Kibum terlihat tidak senang dengan perlakuan Jonghyun terhadapku. “ sekali lagi kau lakukan itu, aku tidak akan segan-segan membunuhmu” tuturnya lagi sambil mengacungkan pisau yang sedang dipegangnya kearah Jonghyun.
            “Yeobbo, jangan begitu. Aku kan hanya bercanda” rengek Jonghyun manja.
            “Menyentuhnya kau bilang bercanda?” nada suara Kibum sedikit meninggi. Kulihat raut wajah Jonghyun kini berubah. Ia menoleh kearahku dengan ekspresi yang seolah mengatakan –ada-apa-dengannya? Aku hanya menggerakkan kepalaku, meng-isyaratkan kepadanya agar segera pergi dari sini.
            “Nae, arra. Minho~ ayo kita bermainn gameee” teriak Jonghyun sambil berjalan keluar dari dapur. Aku menghela nafas lega. Untunglah dia segera mengerti maksudku.
            “apa dia sering menyentuhmu?” Tanya Kibum kepadaku.
            ‘ani, ini yang pertama kalinya” jawabku singkat.
            “pastikan ini jadi yang terakhir kalinya” ujar Kibum dengan nada perintah. Aku hanya mengangguk tanda mengerti.
&&&&
            Aku suntuk sekali, seharian ini aku hanya berdiam diri didalam dorm saja. Semua member shinee sedang ada pekerjaan. Jadi aku ditinggal sendirian deh. Daripada bosan, akupun membuka televise dan menggonta-ganti channel. Sampai akhirnya aku berhenti disebuah channel televise yang sedang menyiarkan info selebritis. 
            “berita selanjutnya datang dari salah seorang personel shinee. Setelah beberapa kali absen dalam penampilan live bersama shinee, beberapa waktu lalu Key shinee diketahui sedang berada di Amerika. Entah untuk urusan apa, namun yang pasti dapat diyakini bahwa pria berjas hitam yang berada difoto tersebut adalah Key shinee.”
            Aku membulatkan bola mataku melihat berita ditelevisi, disana terpampang jelas foto Kibum yang sedang berjalan menuju parkiran disebuah hotel . Kalau sampai ketahuan Kibum berada di Amerika, bisa gawat dan semua usahaku selama ini sia-sia.
            “di duga keberadaan Key di Amerika adalah untuk menemui kekasihnya yang kabarnya adalah warga Negara Amerika. Dugaan tersebut makin dikuatkan dengan ditemukannya beberapa foto-foto Key yang sedang shopping bersama seorang gadis beberapa waktu lalu. Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak yang bersangkutan. Namun manager shinee mengatakan bahwa semua itu tidak benar”
            “klik” tiba-tiba televise yang sedang kutonton dimatikan. Aku menoleh kearah orang yang mematikan televise tersebut.
            “Minho?” entah sejak kapan dia ada disitu. Tapi aku sama sekali tidak menyadari kedatangannya. “Kau sudah pulang?” tanyaku untuk berbasa-basi. Dan lagi-lagi ia hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaanku.
            “Kau tidak perlu khawatir dengan berita yang beredar. Karena aku akan membantumu jika kau membutuhkanku” ujarnya sambil berlalu meninggalkanku yang masih bingung dengan perkataannya barusan.
            “Aku pulaaaang~” aku menoleh kearah pintu masuk dan mendapati Kibum yang sedang melepaskan sepatunya. Aku berjalan mendekatinya dan mengambil tasnya. “ tidak perlu” ucapnya sambil tersenyum kearahku.
            “Kruyuuuuk~” tiba-tiba perutku berdendang minta diisi. Ini sungguh memalukan, untung hanya ada aku dan Kibum. Bagaimana jadinya kalau ada member yang lain.
            “kau belum makan ya? Ayo aku masakkan sesuatu untukmu” ajaknya sambil berjalan menuju dapur, akupun mengikutinya dari belakang.
            “ani, tidak perlu Kibum. Kau kan baru pulang, sebaiknya kau istirahat saja” tolakku secara halus.
            “hei! Ada apa denganmu? Sejak kapan kau berubah jadi pengertian? Bukankah biasanya kau akan merengek-rengek kepadaku? Kibum, belikan aku es krim! Kibum, masakkan sesuatu untukku. Aku lapar ‘ ujarnya sambil menirukan gaya bicaraku. Aku hanya terkekeh melihat ekspresinya yang menurutku lucu.
            “ aku hanya baru tau saja kalau ternyata kehidupanmu begitu berat. Terkadang aku iri denganmu yang sejak kecil tinggal bersama appa juga oemma. Kau terlihat bahagia hidup sebagai anak tunggal. Dan lagi kini kau menjadi idola yang banyak dipuja pria maupun wanita. Kau popular dikalangan anak muda juga orangtua. Seluruh dunia mengenalmu. Aku, aku benar-benar iri denganmu.” Ucapku jujur. Entah mengapa air mataku mengalir begitu saja. Dadaku terasa sesak ketika mengatakan hal yang selama ini aku simpan. Namun setidaknya kini perasaanku sedikit lega karena sudah mengatakannya.
            “maafkan aku, aku tidak tau betapa beratnya hidup yang kau jalani selama ini. Meskipun aku hanya tinggal disini selama seminggu. Tapi aku sudah tau begaimana keseharianmu juga bagaimana keadaanmu. Tapi yang aku tidak tau, hanya perasaanmu” ujarku lirih. “ apakah kau merasakan hal yang sama denganku? Apa kau merasakan apa yang aku rasakan?” tambahku lagi.
            “kau ini bicara apa? Kau jadi aneh ketika sedang lapar” ujar Kibum mengalihkan pembicaraan.
            “aku serius Kibum. Jadi jangan alihkan pembicaraan ini” tegasku. Raut wajah kibum kini berubah sendu, lalu ia menarikku agar duduk di kursi. Ia duduk menghadap kearahku lalu memegang kedua tanganku.
            “Jira-ya, dengarkan aku baik-baik” ucapnya dengan suara tertahan. Sepertinya ia sedang berusaha mengatakan sesuatu yang sangat sulit. Aku memasang telingaku baik-baik untuk mendengarkan apa yang akan dikatakannya.
            “selama ini, aku merasa kesepian. Aku selalu iri melihat teman-temanku yang punya saudara. Mereka pulang pergi sekolah bersama bahkan bermain bersama. Aku sangat ingin seperti itu. bahkan ketika para wartawan mengumumkan bahwa Key shinee adalah anak tunggal ingin sekali rasanya aku mengatakan kepada mereka bahwa semua itu tidak benar. Tapi kau tau kan resiko apa yang akan kau terima kalau mereka mengetahui kebenarannya?” jelasnya panjang lebar. Aku hanya mengangguk membenarkan. “ jika saatnya tiba, aku akan mengungkapkan tentang keberadaanmu sebagai kembaranku” tambahnya lagi. “mianhe” hanya kata itu yang mampu aku ucapkan.
            “gwenchana, mulai sekarang jangan pernah berada jauh dariku. Selalu disisiku. Setidaknya selama kau berada di korea.”
            “nae honey” jawabku. Lalu kibum menarik ku kedalam pelukannya. Sungguh hangat rasanya. Aku seperti merasakan déjà vu, perasaan seperti ini pernah aku rasakan sebelumnya. 6 tahun lalu ketika halmioni memutuskan agar Kibum kembali ke Korea sementara aku menetap di Amerika. Ketika itu, dihari perpisahan kami Kibum memelukku seperti saat ini. Tak terasa air mataku kembali megalir. Aku benar-benar merindukanmu Kibum. Aku ingin seperti ini selamanya, selalu berada disisi mu. Jika aku bisa menghentikan waktu, aku ingin menghentikannya agar aku bisa berada disisi Kibum lebih lama lagi. 
            Kibum melepaskan pelukannya lalu menatapku dengan lekat. “ kau menangis?’ Tanya- nya sembari meghapus air mata yang mengalir dipipi ku. “jangan cengeng, segera selesaikan kuliahmu lalu segeralah kembali ke korea. Halmioni bilang, dia tidak akan memaksamu atau memaksaku untuk mengurus perusahannya yang di Amerika. Jadi kau bisa segera kembali ke korea”
            “jinca?” tanyaku tak percaya. Dan kibum mengangguk meyakinkan ku.
            “Oh my god! Kenapa kau baru bilang sekarang? YIPIIIIEEEE” aku bersorak kegirangan dan melonjak-lonjak didepan Kibum.
            “ada apa noona? Sepertinya kau sedang bahagia?’ Tanya taemin yang tiba-tiba sudah ada dbelakangku.
            “Taeminnie~ aku bahagiaaaaaa sekaliiiii” ucapku riang dan reflex memeluknya.
            “Jira-ya~ kau salah memeluk orang!” protes Kibum sambil melepaskan pelukanku dengan taemin.
            “eh? Mianhe” aku membungkukkan badanku kepada taemin. Sementara taemin hanya mengangguk dan tersenyum malu-malu.
             “heh! Jangan berfikiran yang macam-macam” ujar kibum dengan sedikit ketus sembari memukul kepala Taemin.
&&&
            Sudah hampir dua minggu aku tinggal di dorm shinee, tak terasa waktu ku tinggal 2 hari lagi. Karena semalam halmioni sudah memintaku untuk pulang. Huuh, padahal aku belum mengunjungi orangtuaku di Daegu. Lagi pula Kibum juga sih, dia tidak memberiku izin untuk bepergian sendirian. Tapi dia sendiri sibuk sehingga tidak bisa menemaniku dan parahnya lagi dia terus-terusan memproteksiku. Sebenarnya Jonghyun punya waktu luang untuk sekedar menemaniku berjalan-jalan, tapi kibum melarangku pergi bersama jonghyun.
           Selain jonghyun, minho juga bisa menemaniku. Tapi aku segan meminta bantuannya. Selain aku sudah terlalu merepotkannya, akhir-akhir ini juga dia terlihat aneh. Dia sangat jarang sekali bicara denganku. Tidak seperti dulu, haah rasanya aku rindu saat-saat itu. saat dimana aku masih menyamar menjadi Kibum. Ada minho yang selalu menemaniku juga menolongku. Berbagai kekonyolan ia lakukan demi melindungiku. Setidaknya Minho teman pertama ku. Tentu saja aku merasa kehilangan sosoknya jika sikapnya berubah menjadi dingin seperti itu.
Aku merebahkan tubuhku di sofa ruang tamu. Sepertinya semua member shinee sudah tidur. Aku belum tidur karena masih menunggu Kibum yang belum pulang.
         “kau belum tidur?” suara seseorang mengejutkanku.
         “Onew?” kulihat Onew berjalan kearah ku dan duduk dissampingku.
        “kau ini, aku kan lebih tua. Panggil aku oppa” protesnya sambil mengacak rambutku.
        “tidak akan. Mehrong” aku menjulurkan lidahku.
       “dasar anak nakal” onew kembali mengacak rambutku. Akupun menggelitik perutnya.
        “ya! Ya! Hentikan! Geli tau!” ucapnya sambil menahan tawa. Namun ketika aku menghentikan kegiatanku –menggelitik nya- ia malah balas menggelitik perutku. Akhirnya kami gelitik-gelitikan(?) perut.
        “hahaha.. sudah.. hentikan… jebal” pintaku kepada onew, namun ia tidak menghiraukan permintaanku.
       “HE-EM” sebuah suara membuatku tersentak. Seketika itu Onew menghentikan gelitikkannya kepadaku. Kami menoleh kearah asal suara secara bersamaan dan celaka tiga belas. Kibum sedang berdiri disana dengan tatapan yang sangat-sangat menyeramkan.
        “sudah malam, kau tidak tidur? Tanya nya kepadaku.
       “ya, ini juga sudah mau tidur. Tadi aku menunggumu pulang. Karena kau sudah pulang yasudah aku mau tidur” jawabku sambil bangkit dari kursi. “onew, annyeong” ucapku kepada onew sambil membungkukkan badanku dan berlalu menuju kamar.
&&&
            Pagi ini aku bangun lebih awal. Bahkan Kibum masih tidur dengan pulas. Perlahan-lahan aku membuka pintu kamar sambil membawa pakaian olahraga. Yap, hari ini aku memutuskan untuk jogging. Kenapa mendadak aku ingin jogging? Bukan karena aku ingin menyehatkan badan, tapi aku berencana membuntuti seseorang. Tapi tentu saja bukan jonghyun yang ingin aku ikuti, namja itu bahkan selalu muncul disekitarku. Bukan juga taemin atau onew, karena mereka sering muncul tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba. Berarti kalian sudah tau kan siapa yang aku maksud? Ya, minho. Namja tinggi bermata seperti keroro itu-lah yang ingin aku kuntit(?) saat ini.
           Kenapa aku menguntitnya? Tentu karena perubahan sikapnya selama ini. Sejak kemarin aku terus memikirkannya dan aku rasa aku memang harus menanyakan langsung kepadanya. Karena mungkin saja aku pernah berbuat sesuatu yang tanpa aku sadari sudah menyinggung perasaannya atau menyakiti hatinya.
           ‘kau mengikutiku?”
            “deg!” suara ini? Sepertinya aku kenal. Perlahan-lahan aku menoleh kebelakang dan menemukan sosok namja tinggi yang menjulang dihadapanku.
            “ah? Tidaak.. aku hanya sedang mencari udara segar kok. Huuuuufth… hhhhhhhh…” aku berlagak menghirup udara dalam-dalam dan melepaskannya perlahan-lahan.
            “yasudah, lanjutkan saja kegiatanmu” ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku.
            “YA! Minho-yaaaa~ tunggu akuuu” akupun berlari-lari mengejarnya.
            “wae?”
            “Ani, aku hanya ingin minta maaf” ucapku kepada-nya.
            “maaf untuk apa?” Tanya Minho  sambil menatapku penuh selidik.
            “ya untuk apa saja. Aku rasa aku perlu minta maaf kepadamu karena mungkin saja aku mempunyai kesalahan. Karena lusa aku akan kembali ke Amerika” jelasku kepada-nya.
            “lusa? Kenapa lusa?”
            “ ya, Halmioni sudah memintaku untuk kembali” terangku kepada Minho dan ia hanya menjawab dengan anggukan. “anyway, terima kasih untuk semuanya ya karena selama ini kau sudah membantuku. Sesampainya aku di Amerika nanti, aku pasti akan sangat merindukanmu Minho” ucapku sambil tersenyum. Eh? Apa aku tersenyum? Kenapa aku tersenyum?
            “nae, aku juga pasti akan sangat sangat sangat sangaaaaaaaaaaaaaaat merindukanmu Jira” jawab Minho sembari mengacak rambutku.
&&&&
            Pagi itu di dorm shinee semua member kecuali Key sedang duduk diruang tamu menunggu Jira turun dari kamar. Hari ini mereka ada jadwal tampil di MNet, tapi sebelum pergi mereka menyempatkan diri untuk melepas kepergian Jira. Tak berapa lama, turun lah Jira sambil membawa koper yang dibantu oleh Key. Lalu bersama-sama mereka mengantar Jira keluar dorm karena taksi yang akan mengantar Jira ke bandara sudah menunggu.
            Setelah meletakkan semua barangnya kedalam bagasi mobil, jira berpamitan kepada member shinee satu persatu, dimuai dari Onew, Taemin, Jonghyun, Minho dan terakhir Key.
           “ segera hubungi aku jika sudah sampai nae?” pesan Key kepada kembarannya tersebut.
          “nae, arraseo” jawab Jira lalu ia memeluk Key kemudian ia berjalan perlahan meninggalkan member shinee juga kembarannya. Hati Jira merasa enggan meninggalkan tempat tempat tersebut. Karena bagaimanapun juga ia sudah merasa jadi bagian dari shinee.
         “Jira!” suara panggilan seseorang menghentikan langkah kaki Jira. Gadis berambut hitam pekat tersebut menoleh dan membalikkan tubuhnya menghadap kebelakang.
       “Mungkin ini terdengar tidak masuk akal, tapi aku hanya ingin bilang Sarangheyo Jira“
Minho POV
        Aku memandang tubuhnya yang terlihat enggan untuk bergerak. Sepertinya sangat berat bagi Jira untuk meninggalkan kami. Entah mengapa hati ku pun tak rela melihatnya akan pergi. Sungguh, aku berharap ia bisa tinggal lebih lama lagi. Entah mengapa hatiku kini tiba-tiba berdebar lebih cepat, aku benar-benar tidak menginginkan kepergiannya.
        “Jira!” panggilan Jonghyun hyung menghentikan langkah Jira. Gadis itu menoleh kebelakang dan membalikkan badannya menghadap kami. Sedikit perasaan lega muncul dihatiku. Setidaknya aku masih bisa melihat wajahnya lagi walau hanya sebentar. Tiba-tiba Jonghyun hyung berjalan kearah Jira dan ketika ia sudah sampai dihadapan Jira, ia meraih tangan Jira dan menggenggam nya. Aku menahan nafasku melihat Jonghyun hyung melakukan itu, sungguh aku tidak rela melihat Jonghyun hyung menyentuh Jira ku. Ya Tuhan, apa aku bilang “Jira ku” tadi? Lupakan. Aku melirik Kibum menunggu reaksinya. Biasanya ia akan mencak-mencak dan mengomel panjang lebar ketika ada namja yang mendekati apalagi menyentuh saudari nya itu. tapi sudah hampir satu menit, Kibum tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Ia terlihat sedang menunggu, menunggu apa yang akan dilakukan Jonghyun hyung selanjutnya. Jika Jonghyun hyung melakukan hal yang lebih dari ini (mengenggam tangan Jira), aku jamin Kibum akan benar-benar membunuhnya.
            “Saranghae”
            Eeeh??? Suara siapa itu? aku menoleh kekiri dan kekanan tapi kulihat pandangan semua member kedepan. Omo~ sudah dipastikan suara itu berasal dari Jonghyun Hyung. Dia.. dia… sedang mengungkapkan cinta. Aku tidak salah lihat kan? Kenapa perasaanku jadi kacau begini? Aku benar-benar tidak menyangka ini akan terjadi. Kumohon Jira, jangan katakan apa-apa. Pergilah, pergi dari sini. Aku lebih rela kau pergi ketimbang aku harus mendengar bahwa kau juga mencintai Hyungku.
            “Aku mencintaimu Jira. Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku benar-benar merasa bahwa aku mencintai mu” ungkap Jonghyun hyung dengan mantap.
            “Oppa, aku.. aku..” kulihat Jira menggigit bibir bawahnya. Ia terlihat sangat gugup sekali. Tapi tunggu, apa tadi Jira menyebut Oppa? Yang benar saja, selama ini ia tidak pernah memanggil yang lebih tua darinya dengan sebutan oppa. Bahkan kepada Onew hyung dia hanya memanggil nama nya saja. Seseorang menyentuh pundakku, aku menoleh dan ternyata itu Taemin.
            “bagaimana Hyung? Kau mau menyerahkan gadismu kepada nya?” tanya Taemin sambil tersenyum jahil. Apa maksudnya dengan “gadisku”? aissh… si maknae ini sudah pandai bicara rupanya.
            “apa maksudmu?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
            “jangan mengelak lagi Hyung. Aku tahu kok perasaanmu yang sebenarnya. Semangat Hyung!”
            Deg, apa benar ia tahu yang sebenarnya? Maksudku perasaanku ke Jira? Lalu, baru saja dia bilang “semangat”? apa ia sedang mendukungku?
            “aku_”
            “TUNGGU DULU!” sergahku memotong kata-kata Jira. Kini semua mata menatap kearahku. Ini sungguh tidak enak. Tentu saja, aku sudah menghancurkan moment double J. baiklah, haruskah aku katakan sekarang? Tentu.
            Aku berjalan dengan perlahan tapi pasti mendekati Jira dan Jonghyun Hyung. Aku memandang mereka secara bergantian lalu memandang kearah tiga member shinee yang lain. Kulihat Taemin tersenyum kearahku dan mengepalkan tangannya serta mengucapkan “Hwaiting” tanpa suara. Seperti mendapat kekuatan, aku tersenyum dan menarik nafas dalam-dalam bersiap  menyatakan perasaanku.
            “Jira, aku juga menyukaimu. Maksudku aku sudah menyukaimu sejak.. sejak kau masih menjadi Kibum bukan seperti sekarang. Ya kau tau kan maksudku? Meski kau biasa saja maksudku... kau cantik, tapi.. Ya begitulah, saranghae” ucapku dengan sangat tidak lancar. Entah mengapa terasa sulit sekali merangkai kata-kata yang tepat.   
            “bagaimana denganmu Jira? Kau memilih aku atau Minho?” tanya Jonghyun hyung yang terlihat tak sabar menunggu jawaban dari Jira.
            “TIDAK PERLU!” ucap Kibum tepat ketika Jira hendak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Jonghyun Hyung.
            “Jira, lebih baik kau tidak usah menjawabnya. Karena ini akan menjadi masalah yang rumit” tambah Kibum lagi sambil berjalan kearah kami lalu ia menarik Jira dan membimbing Jira menuju mobil. Namun tiba-tiba Jira keluar dari mobil dan menghampiri kami lagi.
            “ Jonghyun, Minho, aku menyukai kalian berdua dan aku juga mencintai kalian berdua. Jika disuruh memilih, aku pilih kalian berdua. Tapi jika disuruh memilih salah satu, aku tidak bisa”
            “ tidak bisa begitu Jira. Kau harus memilih salah satu atau tidak kedua nya. Kau tidak bisa memilih mereka berdua” protes Kibum.
            “kenapa tidak? kalian berdua tidak keberatan kan?” tanya Jira sambil memandang ku dan Jonghyun Hyung bergantian.
            “tentu saja, kau bisa mencintai aku juga minho” jawab jonghyun hyung memberikan jawaban.
            “dan kau bisa menjadi yeojachingu kami berdua sekaligus jika kau bersedia” ucapku menambahkan.
            “YA! MINHO! ARE YOU INSANE?” teriak Kibum yang tentu saja tidak setuju dengan ide gilaku.
            “Jinca?” tanya Jira memastikan. Kulihat Jonghyun hyung mengangguk dan aku tentu saja juga mengangguk.
            “baiklah, kalau begitu mulai hari ini kalian berdua resmi menjadi namjachingu ku!” sorak Jira gembira sambil bertepuk tangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainannya.
            “dan Jira ku yang manis ini sekarang sudah resmi menjadi yeojachingu bling-bling Jonghyun” ucap Jonghyun hyung sembari merangkul Jira.
            “juga resmi menjadi yeojachingu flaming charisma minho” ucapku tak mau kalah seraya merangkul jira. Ini sungguh menggelikan. Jira berada ditengah sementara aku dan Jonghyun hyung merangkulnya dari sisi kiri dan kanan.
            “kalian..” Kibum terlihat shock melihat tingkah kami. Ia memegang keningnya seperti orang frustasi.
            “bagaimana cara kalian mengatur jadwal kencan? Kalian harus berbagi” tanya onew hyung kemudian.
            “tentu saja mudah. Senin sampai rabu jadwal kencan ku bersama minho lalu kamis sampai sabtu jadwal kencanku bersama Jonghyun” jawab Jira mantap.
            “bagaimana dengan hari minggu?” tanya Onew hyung lagi.
            “bagaimana ya?? apa aku harus menambah satu namjachingu lagi untuk mengisi jadwal kencanku dihari minggu? Mungkin Taemin bersedia?” tanya jira sambil tersenyum jahil dan hanya ditanggapi senyuman malu-malu dari si maknae.
            “JIRAAA!!! KAU MEMBUATKU GILA! CEPAT PULANG KE AMERIKA. LAMA-LAMA KAU DISINI AKU BISA MATI MUDA!” teriak Kibum frustasi sembari menarik Jira dari kami dan membawa Jira dengan paksa menuju mobil. Lalu ia meminta supir untuk segera menjalankan mobilnya. Mobil pun mulai berjalan perlahan meninggalkan dorm, namun baru berjarak beberapa meter Jira menyembulkan kepalanya melalui jendela mobil.
            “ JANGAN LUPA JADWAL KENCAN KITA YAAAA!! MINHO!!JONGHYUN!! SARANGHE!!” teriak Jira dari sana.
            “YA!! MASUKKAN KEPALA MU!!” teriak Kibum. Lalu kulihat Jira membentuk jarinya seperti huruf V. kami semua tersenyum geli melihat tingkahnya kecuali Kibum tentu saja. Ia yang terlihat paling frustasi.

THE END

Yieeee!!! Akhirnya ending juga FF ini. Maaf yaa ini ending nya gaje dan afgzjkl banget deeeh... maksudnya abstrak! Haha Gomawo-yo untuk semuanyaaaaa….. Saranghae ^_^

No comments:

Post a Comment