Saturday, October 27, 2012

FF SHINee : Because I'm Just a Girl




Title                : Because I’m Just a Girl
Author            : Nysa
Main Cast      : Haneul
Support Cast : Kim Jonghyun
Length            : Oneshoot
Genre             : Romance
Rating             : General
Summary       : “Because I am just a girl, standing in front of a boy
                          and asking him to love her”
Disclaimer      : The story Original mine. Don’t be plagiarism



Because I’m Just a Girl

            Aku sedang membaca buku di ruang tamu ketika tiba-tiba Jonghyun masuk kedalam rumahku tanpa permisi. Jonghyun menghampiri ku dan langsung memelukku. Awalnya aku sedikit terkejut karena kedatangannya yang tiba-tiba, namun begitu aku merasakan pelukannya yang amat erat dan sedikit menyesakkan-menurutku sepertinya aku tau  penyebab namja ini bersikap demikian.
            Untuk beberapa saat aku membiarkan keadaan yang seperti ini hingga kurasakan Jonghyun  mencengkeram tubuhku dengan kuat dan sepertinya kaos yang kukenakan mulai basah oleh air matanya. Aku hanya diam dan menepuk-nepuk punggungnya pelan sekedar memberikan sedikit ketenangan untuknya.
            Hampir setengah jam-mungkin barulah Jonghyun melepaskan pelukannya. Bisa kulihat matanya yang sembab dan masih berlinangan air mata. Tangan kekarnya bergerak cepat menghapus air mata itu, namun cairan bening itu masih mengalir di pipinya. Aku mengangkat tanganku dan menghapus air mata di pipinya. Ia menatapku dengan tatapannya yang teduh sarat akan kesedihan yang mendalam. Aku tersenyum kepadanya seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
            “ Kau sudah tenang? “ Tanyaku kepada Jonghyun yang kini sedang duduk di sofa sambil menyesap cokelat hangat yang baru saja aku buatkan untuknya. Ia mengangguk kemudian meletakkan cangkir nya keatas meja.
            Aku duduk disebelahnya dan Jonghyun meletakkan kepalanya dibahu ku. Aku menoleh kearahnya dan dapat kulihat ia tengah memejamkan matanya. Aku tersenyum melihat wajah damai nya itu.
            “ Bisa kau katakan padaku apa yang terjadi? “ Tanyaku hati-hati kepada Jonghyun yang masih memejamkan matanya.
            Kulihat Jonghyun membuka matanya namun ia masih belum bergerak dari posisinya yang menyandar pada bahu ku.
            “ Aku ..... membutuhkanmu, setidaknya hanya kau yang bisa menjadi sandaranku Haneul. “ Ucapnya dengan suara sedikit bergetar.
            Aku menghela nafas sebentar, sepertinya tebakanku memang benar. Jonghyun sudah mengucapkan kalimat yang sama seperti itu  beberapa kali kepadaku, ia mengucapkannya ketika ia sedang ada masalah dengan yeojachingu nya.
            “ Lalu, bisa kau beri tahu aku kali ini apa penyebabnya? “ Tanyaku to the point.
            Jonghyun mengangkat kepalanya, ia menyerongkan badan nya agar berhadapan denganku. “ Sepertinya... dia selingkuh. “ Jawab nya dengan nada yang menyiratkan sedikit keraguan. “ Ini “ Jonghyun menyerahkan ponselnya kepada ku. Aku menerima ponsel berwarna putih itu dan melihat layar ponsel tersebut. Dapat kulihat ada beberapa foto Sekyung-yeojachingu Jonghyun bersama seorang namja yang tidak kukenal. Mungkin namja ini yang diduga Jonghyun sebagai selingkuhan Sekyung.
            “ Bagaimana menurutmu? Apakah itu sudah cukup menjadi bukti? Apa yang harus aku lakukan? Akankah lebih baik jika aku akhiri hubungan kami? “ Jonghyun mencecarku dengan berbagai pertanyaan nya.
            “ Apa kau yakin? “ Tanyaku dengan serius.
            “ Soal apa? “ Tanya Jonghyun tak mengerti.
            “ Dugaanmu. “ Jawabku singkat.
            Jonghyun mengerjapkan matanya beberapa kali, ia menghadap kedepan dan menyandarkan kepalanya ke sofa. “ Aku fikir demikian karena foto-foto itu buktinya. “ Ujarnya kemudian.
            “ Apa kau sudah menanyakannya? “ Aku menginterogasi Jonghyun.
            “ Tentu aku sudah menanyakannya. “ Jonghyun menegakkan tubuhnya. “ Aku bahkan sudah memintanya untuk menghapus foto-foto itu tapi ia tidak melakukannya. “ lanjutnya dengan lemas.
            “ Apa lagi yang kau ketahui selain ini? “ Aku kembali melontarkan pertanyaan kepada Jonghyun.
            “ Mereka sering pergi berdua dan bahkan waktunya lebih banyak ia habiskan bersama namja itu ketimbang bersama ku. “ Nada suara Jonghyun sedikit meninggi, sepertinya ia mulai dikuasai oleh emosi. Aku meraih tangannya dan mengusap punggung tangannya dengan perlahan.
            “ Apakah kau sudah menanyakan hal ini secara langsung? “ Jonghyun mengangguk. “ Apa jawabannya? “
            “ Dia bilang, mereka hanya berteman. Tapi kau lihat sendiri kan foto-foto itu? “
            Aku mengangguk membenarkan. Sejujurnya harus aku akui kalau foto-foto Sekyung dengan namja-yang katanya temannya itu- sangat mesra. Bahkan aku yang sudah bersahabat lama dengan Jonghyun pun tidak pernah berfoto dengan mesra seperti itu. Bukan hanya itu saja, selama ini Jonghyun selalu menceritakan segala hal tentang hubungannya dengan yeojachingu nya itu. Dan sudah sejak lama aku merasa ada yang aneh dengan sikap Sekyung kepada Jonghyun. Ia jarang menemui Jonghyun juga jarang menghubungi Jonghyun dengan alasan sibuk. Bahkan kesibukannya melebihi Jonghyun yang notabene seorang artis besar. Ya, meskipun Jonghyun adalah artis besar, tapi ia masih bisa meluangkan waktunya untuk sekedar makan malam dengan Sekyung, tapi yeoja itu bahkan menolak ajakan Jonghyun- sekedar untuk makan malam- dengan alasan sibuk.
            “ Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin terus-terusan seperti ini. “ Desak Jonghyun kepadaku.
            “ Jongie~, dalam hidup ini hanya ada dua pilihan dan kau harus memilih salah satunya. Pilihan pertama, kau tinggalkan dia dan mulailah lembaran baru dalam hidupmu. Jangan mengingat Sekyung lagi dan bukalah hati mu untuk yeoja lain. Pilihan kedua, beri dia satu kesempatan untuk berubah. Setidaknya ia harus belajar “berkorban” dengan memperioritaskanmu diatas kepentingannya bersama temannya itu. Dan ia harus mulai meluangkan waktunya untukmu. “ Jelasku panjang lebar.
            “ Lalu, pilihan mana yang harus aku pilih? “ Tanya nya dengan wajah polos.
            “ Tidak ada yang tau. Kau harus memikirkannya baik-baik dan memilih salah satu diantara dua pilihan tadi. Tapi ingat, ketika kau telah memutuskan sesuatu akan ada dua hal yang terjadi pada dirimu. “ Ujarku seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengahku.
            “ Apa itu? “ Tanya nya antusias.
            “ Pertama, kau akan bahagia dengan pilihanmu. Dan yang kedua, kau akan menyesali pilihanmu. “
            “ Cara agar aku bahagia dengan pilihanku? “
            “ Datang dan temui dia, pastikan perasaanmu kepadanya dan pastikan juga perasaannya kepadamu. Jika sudah kau dapatkan itu, kau tidak perlu berfikir dua kali untuk memilih jalan mana yang harus kau tempuh. “
            “ Baiklah aku mengerti, kalau begitu aku akan memastikannya sekarang juga. “ Ucapnya dengan senyuman yang membingkai wajahnya. Aku pun ikut tersenyum melihat ia sudah bisa tersenyum seperti itu. Senyuman ini yang aku sukai dari dirinya, senyuman indah yang memikat siapa saja yang melihatnya.
            “ Pergilah dan temukan jawabannya. “ Pintaku kepada nya.
            “ Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. “ Pamitnya kepadaku setelah sebelumnya ia mengacak rambutku.
            “ Jongie~ “ Panggilku kepada Jonghyun yang kini sudah berada didepan pintu. Ia berbalik lalu tersenyum.
            “ Terima kasih atas nasehat dan saranmu. “ Ucapnya kemudian.
            “ Ya, dan aku harap kau masih  bisa mempertahankan cinta mu. “ Ucapku dengan tulus. ia tersenyum kamudian mengangguk, setelah itu ia berbalik dan pergi. Kini aku hanya dapat melihat punggungnya yang mulai menjauh.
            Aku menghempaskan tubuhku ke sofa, aku tersenyum lega karena Jonghyun tidak terlarut dalam kesedihannya. Aku meraih ponselku dan membuka sebuah folder yang berisi foto-foto ku bersama Jonghyun. Aku kembali tersenyum melihat foto ku bersama Jonghyun yang sedang meniup lilin ulang tahun.
            Tiba-tiba aku merasakan ada yang aneh pada jantungku karena berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Aku merasa dadaku bergemuruh dan aku merasa seperti ada sengatan-sengatan listrik kecil yang menyengat tubuhku.
            “ Jongie~ saranghae. “ Ujarku lirih.
            Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku mencintai sahabatku. Tapi aku tidak pernah dan tidak akan pernah bisa mengatakan yang sesungguhnya. Aku mencintainya tapi tidak menjadikannya sebagai milikku. Aku mencintainya dengan caraku. Aku akan tersenyum ketika ia bahagia dan aku akan menangis ketika ia sedang berduka. Aku tertawa karena nya dan aku juga menangis  karena nya. Aku hanya akan berdiri disampingnya dan memberikan dukunganku terhadap apapun pilihannya.
            “Because I am just a girl, standing in front of a boy and asking him to love her”
           
THE END

No comments:

Post a Comment